Kamis, 04 Juni 2020

RANU


Ranu Kumbolo, 25 Agustus 2017

"Seperti kala itu,
Sesekali kabut menghampiri hanya sekedar menyapa dari tepian Ranu. Menyambut pagi dengan sebuah cerita dan harapan baru. Tenda-tenda berdampingan, orang-orang berbincang, burung-burung hinggap kesana kemari, sesekali ditemani angin yang menderu memberikan suasana santai nan romantis.

Bukankah suatu saat nanti akan lebih indah jika Ranu Kumbolo tak hanya berbicara tentang romantisme sebuah danau, tenda yang berdampingan, orang-orang kala sedang berbincang, burung-burung yang beterbangan bebas atau edelweis yang sedang bermekaran? Bagiku, Ranu Kumbolo akan terasa lebih indah ketika semesta mempersatukan semua unsur itu dan kau ada dalam bagianya.

Kau akan merasakan sebuah keindahan apa yang kumaksud. Akupun dapat melihat langsung arti keindahan itu nanti. Ketika aku dapat melihatmu tersenyum saat kau menyaksikan matahari terbit dari tengah bukit. Ketika aku dapat melihatmu saat kau kagum dengan keindahan edelweis yang sedang mekar. Ketika aku dapat melihatmu berusaha meraih kabut di tepian Ranu dengan tangan mungilmu, atau ketika aku melihatmu saat kau terdiam terpana merasakan senja di tepian Ranu sembari menikmati kopi yang kita buat.

Kau akan merasakanya suatu saat nanti
........................................"

Imajinasiku kembali bermain